Tuhan itu adil. Ketetapan-Nya benar. Ketetapannya jadi hukum alam. Alam semesta bergerak seperti seorang pribadi. Alam ikut titah Tuhan untuk memperdulikan setiap orang yang hidup berjuang dalam kebenaran. Yaitu orang yang karena Nama Tuhan mengalami berbagai hambatan, tekanan dan penganiayaan dalam berbagai bentuk. Saat bencana mengancam alam memberi aba aba. Saat huru hara membara alam menyampaikan warta. Saat cobra berniat memagut semburkan bisa, alam menghardik hingga enggan. Saat sijahat mendekat untuk membegal, alam menemplaknya sehingga berubah jadi sahabat.
Tuhan berfirman: Orang-orang luar akan melayani kamu sebagai gembala kambing dombamu, dan orang-orang asing akan bekerja bagimu sebagai petani dan tukang kebun anggurmu.
Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka. Sebagai ganti bahwa kamu mendapat malu dua kali lipat, dan sebagai ganti noda dan ludah yang menjadi bagianmu, kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu. Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan; Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu. Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati TUHAN. Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya (Yesaya 61:5-9)
Tuhan selalu terjaga. Matanya awas tak terhambat, telinganya tajam mendengar setiap bisikan yang terhalus sekalipun. DIA tidak terpesona ucapan bibir para pendusta yang bertutur suci tetapi berhati duri bertingkah congkak bertanduk. DIA mengerti setiap hati. Terbuka dihadapan DIA setiap isi pikiran orang, bahkan saat manusia masih dalam tahap niat pun. Haleluya. Jadi yang lebih baik adalah jujur saja. Kemudian selaraskan rencanamu dengan rencana Tuhan. Sesederhana itu. Amin.