Selasa, 24 Maret 2020

LIDAHKU DAN LIDAHMU

Yakobus 3:1-12
Tetapi tidak seorang pun yang menjinakkan lidah, ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan racun yang mematikan. (ayat 8)
Lidah, merupakan salah satu organ tubuh yang kecil. Lincah berkelit tidak mudah tergigit. Bentuknya mini, andilnya maxi. Oleh lidah, kita mengecap dan bertutur kata. Bahkan melalui lidah penyakit yang sedang dialami dapat dideteksi. Lidah yg berwarna kuning ada bakteri, yg warna merah ungu jantung panas, warna merah di dua sisi pertanda sakit empedu dan ginjal. Lidah ungu, bab tidak lancar, lidah retak tandanya masuk angin dan jika warnanya pucat tandanya  orang itu sedang kurang darah. Dengan lidah orang memuji Tuhan, dengan lidah pula orang dapat menghujat sesame ciptaan Tuhan. Melalui lidah, orang Kristen membangun persekutuan dan dengan lidah itu pula persekutuan itu dapat dihancurkan. Dengan lidah orang dapat berhasil atau menjadi terdakwa dipengadilan. Melalui lidah, orang yg dulunya asing baku ikat janji sehingga menjadi kekasih. Melalui lidah pula kekasih berubah jadi seteru. Lidah itu tajam, bahkan lebih tajam dari pedang. Mudah terhujam, menimbulkan perpecahan dan perang. Lidah itu penting sekaligus berbahaya, sebab itu setiap orang percaya harus sungguh-sungguh mengawasi dan mengendalikan lidahnya (Ams 10:19-21).

Hasil gambar untuk gambar lidah dan fungsinya
www.google.co.id

Rasul Yakobus mengibaratkan lidah kita yang kecil itu dengan beberapa hal, yaitu:
Pertama, Sebagai mulut kuda yang harus dikenakan tali kekang. Kuda itu kuat larinya cepat geraknya tangkas. Oleh kuda jarak jauh menjadi dekat, beban berat menjadi ringan. Kuda merupakan symbol keperkasaan dan kemapanan orang. Kuda yang sudah dikendalikan, menjadi berkat bagi pemiliknya. Demikian juga lidah yang dikendalikan, pengaruh positifnya sangat besar. Dengan lidah orang menjadi orator ulung dan meraup untung. Dengan lidah orang menghibur dan masyhur. Dengan lidah orang meyakinkan orang sehingga bertindak sesuai yg dikehendaki.  Manfaatnya besar  tak terbantahkan. Bentuknya mini, tetapi manfaatnya maxi, haleluya!!!. 
KeduaSebagai Kemudi kecil yang dapat mengendalikan kapal besar. Kapal itu besar dan berlayar ke arah samar. Tetapi dengan kemudi kecil, kapal besar dkendalikan sehingga selamat dan sampai ditujuan. Lidah adalah kemudi. Lidah menuntun diri sendiri dan menuntun orang lain. Lidah yang diperbaharui akan memastikan kita tiba ditujuan seperti yang dirancang Tuhan, bahkan menjadi berkat besar bagi dunia, (Amsal 12:18-19). Hikmat dan kebodohan orang dapat dikenal melalui lidahnya. Berbahagialah orang yang mampu mengawasi dan mengendalikan lidahnya. 
Hasil gambar untuk gambar kemudi kapal laut
www.google.co.id
Ketiga, Sebagai Api yang mampu membakar habis hutan yang luas. Api yang kecil menolong manusia. Kita menjadi hangat, makanan jadi matang. Tetapi jika api sudah besar, ia menjadi musuh yang menakutkan. Susah dihadang apalagi dipadamkan. Besar kecilnya api tergantung manusia. Jika kita mengawasi sejak kecil, api itu menjadi rahmat. Jika tak ada yang dibakar api tidak akan kemana-mana. Sebaiknya, jika kita padamkan ketika api sudah besar, kita sendiri bisa kena bakar. Demikan juga dengan lidah. Kita awasi dan kita kuduskan. Sebelum terucap, dipikir dulu secara matang. Tong kosong nyaring bunyi, demikian pepatah berkata. Banyak berkata banyak dusta, demikian orang bijak berpesan. Sebaliknya, tak berkata juga salah. Niat yg luhur, saran yang manjur serta Visi yang kudus tak dapat dimengerti orang lain. Boleh berkata banyak, tetapi jujur dan tulus. Melalui perkataan, kita menguatkan yg lemah dan dengan kata pula yang putus asa kita bangunkan harapan baru. Perkataan kita Jadi berkatt!!!
Hasil gambar untuk GAMBAR API
www.google.co.id
Keempat, Sebagai Binatang buas yang ganas dan mematikan. Buas artinya ganas, tak punya konfromi apalagi belas kasih. Lidah yang lembut disebut bagai binatang yang buas, luar biasa. Itu artinya lidah itu sangat ganas, salah-salah dapat menjadi boomerang dan tombak yg menusuk hati orang lain. Situasi yang aman bisa jadi rusuh, yang akur bisa bertempur, yg kasmaran jadi bertengkar, yang bulan madu bisa pisah ranjang, semuanya karena binatang buas  yaitu lidah. Mulutmu adalah harimaumu, demikian orang bijak berpesan supaya awas dengan perkataannya.
http://photo.liputan6.com
Dari empat gambaran tentang lidah tersebut, dua yang mengarah utk kebaikan dan dua lagi mengarah pada ancaman. Artinya, lidah itu memiliki potensi positif dan potensi negative yang sama besarnya. Tergantung orang yang mempergunakannya.
Apa yg harus kita lakukan supaya lidah kita mengarah pada hal-hal positif? 
Firman Tuhan berkata, jagalah hati (Ams 4:23) dan kuduskanlah mulut, itulah solusi utamanya. Roma 10:10 mengatakan: “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”. Artinya, pemahaman sebagai orang yang sudah diselamatkan sangat penting. Kemudian kerinduan untuk diperbaharui terus menerus oleh Roh Kudus adalah tingkatan selanjutnya. Dengan demikian, kita mampu mencerminkan kekristenan yang sejati yang selalu berkata positif dan yang membangun. Hidup yang sudah dipulihkan Kristus akan memiliki lidah yg dikuduskan. Dan lidah yg sudah dikuduskan menghasilkan perkataan yang selalu memuliakan Kristus dan membangun sesama sehingga mendorong orang lain  berjuang meraih keberhasilan, Haleluyah...... Amin. 





S0AL GENAP

SOAL ULANGAN TENGAH SMTR GANJIL XII , 24-25

Ulangan Tengah Semester Ganjil SOAL PILIHAN GANDA 1.     Sebagai siswa kelas XII. Kamu sudah belajar mengenai Multikulturalisme. Arti ...